Translate

Rabu, 18 Februari 2009

GURU …..LUKISLAH SEBUAH CITA YANG LUHUR

Semenjak negara Indonesia berdiri, founding fathers bangsa ini sudah menanamkan semangat dan tekad untuk memperjuangkan keadilan bagi seluruh warga negara, termasuk di dalamnya untuk memperoleh hak pendidikan yang layak dan mumpuni. Cita-cita luhur tersebut kemudian dituangkan ke dalam rumusan mukadimah UUD 1945 sebagai salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia (het doel van de staat), yaitu untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Wahyu pertama yang turun kepada yang mulia Rosululloh pun memerintahkan untuk membaca ( Iqro’ ).

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Namun Krisis multidimensional yang melanda Indonesia telah membuka mata kita terhadap mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, dan secara tidak langsung juga merujuk pada mutu pendidikan yang menghasilkan SDM itu sendiri. Meskipun sudah merdeka lebih dari setengah abad, akan tetapi mutu pendidikan Indonesia dapat dikatakan masih sangat rendah dan memprihatinkan.Profesor Toshiko Kinosita, Guru Besar Universitas Waseda Jepang, mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. , Menurut IMD (2000), dalam hal daya saing, Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 47 negara. Terkait masalah produktivitas, terungkap bahwa produktivitas SDM Indonesia sangatlah rendah, hal tersebut setidaknya dikarenakan kurangnya kepercayaan diri, kurang kompetitif, kurang kreatif, dan sulit berprakarsa sendiri (selfstarter). Itu semua disebabkan oleh sistem pendidikan yang top down dan tidak mengembangkan inovasi dan kreativitas (N. Idrus - CITD 1999).

Oleh sebab itu betapa sangat penting dan sangat dibutuhkannya tenaga-tenaga guru yang profesional, cerdas, inovatif dan mumpuni. Karena di tangan merekalah akan tercetak produk SDM yang akan melanjutkan keeksistensian negeri gemah ripah loh jinawi ini. Meskipun tidak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna tapi setidaknya kekurangan itu bisa ditekan seminimal mungkin. 

Namun menurut Profesor Toshiko Kinosita, masyarakat Indonesia, mulai dari yang awam hingga politisi dan pejabat pemerintah, hanya berorientasi mengejar materi untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang dan jauh ke depan. Bagaimana personal yang berkompeten dalam bidangnya itu memikirkan jauh ke depan bilamana perekrutannya juga melenceng. Meskipun sudah berkurang tapi tidak berati hilang musnah. Secara logika seorang guru yang berangkat bekerja sudah bermodal uang, padahal uang itu belum tentu punya, maka diapun akan menjual atau menggadaikan apa yang dia punya. Bahkan bisa jadi mereka akan berhutang dulu. Lalu kapan dia akan membayar, atau mengambil barang gadainya, nanti kalau SK sudah turun. Jadi kembali ke jaman kolonial PNS pun bisa dibuat sistem ijon. Bedanya penjajahnya adalah teman, kerabat bahkan saudaranya sendiri. Bagaimana pula sang guru dalam bekerja, jangankan berpikir bagaimana membuat inovasi yang baik, menyampaikan teori yang mudah diterima tapi menyenangkan, babar blas. Dia akan selalu berpikir bagaimana cara cepat menarik sawah ladangnya yang tergadai dan mengembalikan uang pinjaman. Siapa korbannya.....jelas, aset bangsa yang tak terhingga, para siswa. Lalu siapa yang salah dalam hal ini. Anak kecil pun tahu, yang salah yang di dalam penjara. Karena ini suatu sistem lingkaran setan yang tidak berujung. Karena setan tidak pernah mati, bahkan dia dengan sangat mudah merekrut bala dan membentuk koloni yang kian meraksasa. Semoga kita termasuk para guru yang selalu ingat, bahwa tidak selembar pun daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Alloh. Dan semoga Alloh mengampuni dosa serta meninggikan derajat para guru yang masih hanif, mengabdi demi mencapai ridloNya. Lihatlah mata polos siswa kita, yang berharap kita melukiskan sebuah harapan. Lukislah cita pada mereka meski sederhana tapi luhur. Salam hormat dan takjim pada para guru sepuh yang mumpuni. Sukses buat rekan guru yang muda, cerdas dan berpotensi.






2 komentar:

  1. ya teruskan blognya biar bagus dan pak korno ya udah punya coba kunjungi biar compak bitu lhooooo

    BalasHapus
  2. mari mencoba blog kita jadikan portofolio biar keren

    BalasHapus